ayo belajar balaghoh. "Tasybih Tamtsil"

A.    Tasybih  dalam Al-Qur’an
Amtsal dalam Alqur’an mengandung makna tasybih, yaitu penyerupaan sesuatu dengan sesuatu yang serupa lainnya, dan membuat setara antara keduanya dalam hukum. Amtsal yang seperti ini lebih dari 40 (empat puluh) buah jumlahnya. Dalam Alqur’an, Allah menampilkan sejumlah amtsal dalam rangka menggugah akal manusiaز
B.     Pengetian  Tasybih Tamtsil
Lafadz  at-Tasybih  berarti at-tamtsil  yang artinya persamaan ( Kamus munawwir:hal 740 ). Dalam ilmu balaghoh, tasybih adalah suatu ungkapan yang menyatakan bahwa sesuatu itu mempunyai kesamaan dengan yang lainnya dalam sifat, dalam menyamakan hal tersebut menggunakan sarana( adat), baik secara eksplisit maupun implisit.
            Majdi Wahbah mendefinisikan tasybih sebagi berikut
الدلالة على أن شيئا أو صورة تشترك مع شيئ اخر أو صورة أخرى فى معنى أو صفة وهو يتكون من مشبه و مشبه به و أداة تشبيه و وجه شبه
Artinya :
Adalah sesuatu yang menunjukkan bahwa sesuatu itu berserikat dengan sesuatu yang lain dalam sifat, tasybih terdiri atas empatunsur; musyabbah, musyabbah bih, adat tasybih dan wajhu syibh .( Majdi Wahab : mustalahat arabiyyah fii lughoh wa al-adab )
            Dari segi wajhu syibhi, tasybih dibagi menjadi dua; yaitu tasybih tamtsil dan tasybih ghairu tamtsil.
Majdi Wahbah memberikan definisi tentang tasybih tamtsil dengan
ما كان وجه الشبه فيه منتزعة من متعدد
Artinya apabila wajhu syibhinya terambil dari beberapa permasalahan (Majdi Wahbah : hal 100 )
            Diantara para pakar balaghoh, ada yang mendefinisikan dengan :
ما كان وجه الشبه فيه صورة منتزعة من عدة أمور قد تضمامت و تلاءمت فأصبحت شيئا واحدا
           
Artinya :
Tasybih tamtsil adalah apabila wajhu syibhi yang ada di dalamnya berupa suatu gambaran yang terambil dari beberapa permasalahan, kemudian menyatu menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tasybih tamtsil adalah perumpamaan dimana wajhu syibhi diambil dari berbagai unsur yang ada pada musyabbah dan musyabbah bih sehingga dapat menjadi satu kesatuan.

C.   TASYBIH TAMTSIL DALAM AL-QURAN

·        "مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ فِي هذِهِ الحَيوةِ الدُنيا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصابَت حَرثَ قَومٍ ظَلَمُوا أَنفُسَهُم فَأَهلَكَت وَما ظَلَمَهُمُ اللهُ وَلكِن أَنفُسَهُم يَظلِمُونَ"
“Perumpamaan harta yang mereka (orang-orang kafir) nafkahkan di kehidupan dunia, seperti badai yang amat dingin menimpa kebun suatu kaum, yang menganiaya diri sendiri, maka rusaklah kebun itu. Allah sama sekali tidak bertindak zalim terhadap mereka, tetapi mereka menganiaya diri sendiri.”(Ali Imran:117)
مشبه                   : ما ينفقون في هذه الحيوة الدنيا
مشبه به       : ريح فيها صر أصابت حرث قوم ظلموا أنفسهم فأهلكت
وجه شبه      :سُورَةٌ عن شَيءٍ نافِعٍ يَفسُدُ بِصَاحِبِهِ
(Gambaran dari sesuatu yang berguna menjadi rusak karena penggunanya)
Dari buku tafsir ibnu katsir, halaman 119-120 menjelaskan:
Allah SWT. memberikan perumpamaan bagi apa yang dibelanjakan orang-rang kafir di dunia ini. Demikian dikatakan Mujahid, al-Hassan al-Bashri dan as-Suddi, Allah SWT. berfirman
مثل ما ينفقون في هذه الحيوة الدنيا ريح فيها صر
“Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini adalah seperti perumpamaan angin mengandung hawa yang sangat dingin”. Yakni angin yang sangat dingin sekali. Demikian juga dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Qatadah, adh- Dhahhak, ar-Rabi’in Anasdan yang lainnya.
Sedangkan “atha’ berkata :”sangat dingin dan membeku”. Adapun menurut Ibn ‘Abbas dan juga Mujahid (فيها صر)”Shirr” yakni api. Makna ini merujuk kepada makna pertama, karena dingin yang luar biasa apalagi yang membekukan, dapat menghancurkan tanaman dan buah-buahan, sebagaimana api dapat membakar sesuatu.
أَصابَت حَرثَ قَومٍ ظَلَمُوا أَنفُسَهُم فَأَهلَكَت
“menimpa kebun suatu kaum, yang menganiaya diri sendiri, maka rusaklah kebun itu” yaitu membakarnya. Maksudnya angin tersebut dapat memusnahkan jika menimpa tanaman yang sudah saatnya panen. Angin itu memporak-porandakan dan memusnahkan buah-buahan dan tanaman yang ada di dalamnya, padahal si pemilik justru sangat membutuhkan hasil panen tersebut.
Demikian juga halnya dengan orang-orang kafir. Allah SWT. akan menghapuskan pahala dan buah semua amalnya selama di dunia, sebagaimana musnahnya tanaman itu akibat dosa-dosa para pemiliknya. Begitupun orang-orng kafir itu membangun amal mereka tanpa asas dan pondasi.
          “وَما ظَلَمَهُمُ اللهُ وَلكِن أَنفُسَهُم يَظلِمُونَ”       
“Allah sama sekali tidak bertindak zalim terhadap mereka, tetapi mereka menganiaya diri sendiri”.


·        إٍنَّما مثل الحياة الدّنيا كماء أنزلناه من السّماء فاختلط به نبات الارض ممّا يأكل النّاس والأنعام حتّى اذا أخذ ت الارض زخرفها وزّيّنت وظنّ أهلها أنهم قادرون  عليها أتها أمرنا ليلا أو نهارا فجعلناها حصيدا كأن لم تغن بالأمس كذلك نفصّل اليات لقوم يتفكرون  .
Artinya :  Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan ) yang kami turunkan dari langit ,lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam tanaman bumi , diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai (pula) perhiasannya,dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya ,tiba-tiba datanglah kepadanya adzab kami di waktu malam atau siang ,lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanaman-tanaman yang sudah disabit ,seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berfikir.(QS. 10:25)
 مشبه    :         الحياة الدّنيا
مشبه به :         ماء أنزلناه من السّماء فاختلط به نبات الارض ممّا يأكل النّاس والأنعام                                     
ادة التشبيه :       مثل
Wajhu Syibh  : perumpamaan sesuatu yang bermanfaat bagi yang lain.
Tafsir :
 Allah tabaraka wata’ala memberikan perumpamaan untuk kehidupan dunia dan perhiasannya,kecepatan habis dan hilangnya di umpamakan dengan  tumbuh-tumbuhan yang Allah keluarkan dari bumi dengan adanya hujan yang diturunkan dari langit, berupa tanaman-tanaman dan buah-buahan yang berbeda-beda jenisnya dan tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh binatang-binatang ternak,berupa rumput,tumbuh-tumbuhan dsb.
إذاأخذت الأرضزخرفها                                                                                                                حتى “Hingga apabila bumi bumi itu telah sempurna keindahannya” Maksudnya, perhiasannya yang bakal hilang والزّيّنت  Dan memakai pula perhiasannya “ Maksudnya ia indah dengan gundukan-gundukan tanah yang penuh dengan bunga yang elok, dengan berbagai macam bentuk dan warnanya. وظنّ أهلها “Dan pemilik-pemiliknya mengira “Yaitu mereka yang menanam dan menancapkannya.   أنّهم قادرون عليها
Bahwa mereka pasti menguasainya,”Maksudnya,untuk memetik dan memanennya ,maka seketika itutiba-tiba petir atau angina kencang yang dingin membasahi daun-daunnya dan merusak buah-buahnya.
Maka dari itu Allah Ta’ala berfirman :   أتها أمرنا ليلا أو نهارا فجعلناها حصيدا  
“Tiba-tiba datanglah kepadanya  adzab Kami diwaktu malam atau siang lalu Kami jadikan (Tanaman-tanamannya) laksana tanaman-tanaman yang sudah disabit “Maksudnya kering setelah hijau dan subur. كأن لم تغن بالأمس ٍ Seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin” Maksudnya seakan-akan belum pernah tumbuh dari waktu ke waktu.
Qatadah berkata : “Seakan-akan belum pernah tumbuh yakni belum pernah dinikmati.Demikianlah sesuatu yang telah dinikmati. Demikianlah sesuatu yang setelah hilangnya seolah-olah tidak ada” Hal itu seperti dalam hadits yang artinya :
Di datangkanlah orang yang paling nikmat kehidupannya , lalu dibenamkan kedalam neraka (dibenamkan dengan kuat)lalu ditanyakan kepadanya “Apakah kamu telah merasakan kenikmatan sedikit saja ? Maka mereka menjawab Tidak dan didatangkan kehidupan orang yang paling susah kehidupannya di dunia , lalu dibenamkan kedalam kenikmatan surge dengan sangat. Lalu ditanyakan kepadanya ‘Apakah kakmu mendapatkan kesusahan siksaan sedikit saja ?’maka dia menjawab ‘Tidak’.(HR. Ibnu Majah : 4321)


·         وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً ۚ صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
 Artinya :
Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (Al-Baqarah-171)

مشبه : الَّذِينَ كَفَرُوا
مشبه به : الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً
أداة التشبه : كَمَثَلِ
وجه الشبه : صورة عن شيء لا يسمع ولا ينادي كانه جاهل
Wajh Syibh : Penggambaran tentang sesuatu yang tidak mendengar dan tidak menyeru seakan- akan mereka bodoh
TAFSIR SURAT AL-BAQARAH : 171
Allah Ta’ala membuat sesuatu perumpaan, sebagaimana firmannya yaitu “Orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhir mempunyai sifat yang buruk” (An-nahl : 60). Dimana dia berfirman, وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا  “dan Perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir.” Yaitu mereka yang sedang tenggelam kesewenang-wenangan, kesesatan dan kebodohan adalah seperti binatang gembala yang tidak memahami dan mengerti apa yang dikatakan kepadanya, bahkan ketika ia diseru penggembalanya, maka ia sama sekali tidak memahami ucapan si penggembala itu, dan ia hanya dapat mendengar suaranya saja. Hal senada juga diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Abu Al-Aliyah, Ikrimah, Atha’, Hasan Al-Bashri, Qatadah dan Rabi’ bin Annas.
Sedangkan dalam firman Allah, صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌMereka Tuli, bisu dan Buta.” Artinya, mereka tidak dapat mendengar kebenaran, tidak mengatakannya, da tidak dapat melihat jalan menuju kebenaran itu.
Firmannya selanjutnya, فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ “(Oleh sebab itu), mereka tidak mengerti.” Artinya mereka tidak dapat memikirkan dan memahami sesuatu apapun.
·        مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. ( jumuah : 5)
مشبه      : الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ
مشبه به  : الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا
وجه الشبه          : صورة حمل الأشياء المفيدة و لم يجن حاملها غير الكد و التعب
Tafsir ibnu katsir :
Allah SWT berfirman seraya mencela orang-orang Yahudi yang telah diberikan kitab Taurat dan dibebankan kepada mereka untuk diamalkan, namun mereka tidak mengamalkannya.Hal itulah yang menjadikan mereka diberi perumpamaan seperti keledai yang mengangkut kitab-kitab yang tebal.Yakni seperti keledai membawa kitab, dimana ia tidak mengetahui isinya.Ia hanya memikul dengan pikulan inderawi, tidak memahami kandungan yang terdapat di dalamnya.Demikian juga dengan orang-orang yahudi yang memegang kitab taurat yang telah diberikan kepada mereka, lalu mereka menghafalnya secara harfiah tetapi sama sekali tidak memahaminya serta tidak mengamalkanmakna yang terkandung di dalamny. Bahkan mereka menakwilkan, menyelewengkan, dan merubahnya. Mereka sebenarnya lebih parah daripada keledai, sebab keledai itu tidak mempunyai pemahaman sama sekali terhadap kitab yang dipikulnya, sedangkan mereka sebenarnya mempunyai pemahaman tetapi tidak untuk memahaminya.
D.    PENUTUP
Dari beberapa contoh tasybih di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya tasybih dalam Al- Quran bertujuan untuk memaparkan maksud dari ayat-ayat Al-Quran.Bahasa Al-Quran menggunakan bahasa yang tidak bisa dipahami dengan mudah, maka dari itu ditemukan banyak tamtsil dalam Al-Qur’an untuk memudahkan manusia dalam memahami maksud dari ayat-ayat Al-Qur’an.



















DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Alim,Ghufran zainul.Al – Balaghah fi ilmi al-ma’ani,Gontor: TriMurti, 1971
Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida, Ismail Ibnu Katsir, 2000, Tafsir Ibnu Katsir Juz 3, Bandung;Sinar Baru Algesindo
Idris,Mardjoko.Retorika Berbahasa Arab Kajian Ilmu Bayan,Yogyakarta:Karya Media,2014
Al Jarim, Ali dan Musthafa Amin, 2015, Al Balaghatul Waadhihah,  Bandung;Sinar Baru Algesindo

Komentar

  1. Alhamdulillah, terimakasih banyak mbak.. insyaallah Berman

    BalasHapus
  2. Mohon maaf mba ghoiru tamsil nya belum mba paparkan atau memang mba polis membahas tasbih tamsil aja?

    BalasHapus

Posting Komentar

teman teman boleh komentar apapun dengan tulisan saya. Mohon maaf bila tulisan saya berantakan, karena disini saya hanya ingin berbagi... selamat membaca !!

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL “NATHAN DAN LAURA”

ANALISIS MA’ANI ( KALAM INSYA’ THALABI) DALAM KUTIPAN SYAIR KARYA AL BUSAIRI