ANALISIS MA’ANI ( KALAM INSYA’ THALABI) DALAM KUTIPAN SYAIR KARYA AL BUSAIRI

ANALISIS MA’ANI ( KALAM INSYA’ THALABI) DALAM KUTIPAN SYAIR KARYA AL BUSAIRI
Oleh : Zahra Nailin Ni’ma
15/385677/SA/18196
A.    PENDAHULUAN
Pada hakikatnya kalangan bangsa Arab melahirkan banyak penyair ternama sejak zaman Jahiliyyah hingga zaman abad modern.Diantara banyak penyair kalangan bangsa Arab hanya beberapa orang yang terkenal akan keindahan hasil syairnya, sebab hampir seluruh syair yang indah masih utuh dan terjaga hingga sekarang.Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya muallaqat berarti yang digantung. Dinamakan muallaqat karena syair yang paling indah di masa itu digantung di dinding ka’bah sebagai penghormatan kepada penyair dan hasil karyanya. Dengan adanya syair indah yang digantung(ditempel) di dinding ka’bah, masyarakat umum dapat melihat dan mengetahui akan penyair dan hasil karyanya sehingga dapat dikenang dan diceritakan kepada keturunannya (Al- Muhdar, Yunus Ali dan Bey Arifin.1983 : 43)
Keadaan islam berada dalam keadaan yang mundur sekali ketika berada di bawah pemerintahan orang asing (Turki dan Mongolia). Politik pemerintahan asing banyak terpusatkan untuk mengendalikan pemerintahan saja. Namun, ada satu keistimewaan yang ada pada masa pemerintahan bangsa asing adalah bangsa Arab yang tertekan, banyak yang memusatkan diri pada bidang ilmu pengetahuan dan bahasa. Karya mereka banyak yang dipelajari orang, karena syair Arab tidak pudar total.
Salah satu penyair yang terkenal pada masa pemerintahan asing adalah Al busairi yang memiliki nama asli Muhammad bin Said bin Hammad As Sanhaji. Dia sudah terkenal sejak masa mudanya karena telah belajar bahasa dan sastra Arab sejak kecil.Adapun syairnya banyak dikenal orang karena keindahannya.Keistimewaan syairnya banyak menggunakan kata kiasan, daya khayalnya yang tinggi, isinya berbobot. Salah satu karya yang membuat Al Busairi terkenal adalah kasidah burdahnya yang terkenal karena keindahannya dalam memuji Rasulullah SAW.
Dengan ini, penulis akan menganalisa syair karya Al busairi dari ilmu ma’ani  yang termasuk dengan kalam insya’  thalabi. Dan dengan adanya analisa ini, diharapkan para pembaca syair dapat memahami tujuan kalam yang ada pada syair ini.

B.     PENGERTIAN KALAM KHOBAR DAN KALAM INSYA’ BESERTA PEMBAGIANNYA
Dalam ilmu ma’ani pada balaghoh, kalam dibagi menjadi dua ; kalam khabar dan kalam insya’.Kalam khabar adalah kalimat yang pembicaranya dapat dikatakan sebagai orang yang benar atau dusta, sedangkan kalam insya’ adalah kalimat yang pembicaranya tidak dapat disebut sebagai orang yang benar ataupun sebagai orang yang dusta.Pada dasarnya, kalam khabar diucapkan untuk maksud faidatul khabar atau lazimul faidah. Namun, ada saat dimana kalam khabar memiliki tujuan selain dua tujuan di atas. Maksud lainnya adalah  istirham, Izhaaru dza’fi, Attakhassur, Al fakhr dan lain sebagainya.
         Adapun kalam insya’ dibagi menjadi dua , yaitu kalam insya’ thalabi dan ghairu thalabi. Kedua macam kalam insya’ memiliki bentuk yang berbeda beda. Dalam insya’ thalabi ada amr, nahy, istifham, attamanny, nida’, sedangkan dalam kalam insya’ ghairu thalabi ada ta’ajjub, madkhu, dan qasam.Tentunya di setiap bentuk kalam insya’ memiliki tujuan yang berbeda beda. Tujuan itu bisa didapat dengan melihat empat unsur yang harus kita pahami dalam ketika menemukan suatu kalam, yaitu mutakallim, mukhatab, lafadz dan siyaqul kalam. Keempat unsur itu harus diperhatikan baik baik, karena jika unsur belum lenkap tidak dapat diketahui tujuan sebenarnya kalam tersebut. Adapun penentuan tujuan kalam ini dimaksudkan agar apa yang disampaikan mutakallim dapat dipahami mukhattab dengan baik.

C.    ANALISIS MA’ANI ( KALAM INSYA’ THALABI) DALAM KUTIPAN SYAIR KARYA AL BUSAIRI
·     Bait pertama
أَ يَحسبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنكتم مَا بَيْنَ مَا بَيْنَ منسجم و مُضطَرِمٍ
Bait di atas merupakan kalam insya’ thalabi. Adapun bentuk insya’ thalabi di atas adalah istifham.Adawatul istifham yaitu huruf hamzah. Tujuan dari kalam tersebut adalah attaswiq. Dapat diketahui tujuan tersebut dengan melihat beberapa unsur, mutakallimnya adalah penyair itu sendiri, mukhatab adalah pembaca syair tersebut sedangkan siyaqul kalam yaitu penyair memendam rasa cintanya kepada kekasihnya yang besar yang tersembunyi antara jiwa dan dibalik curahan air mata. Maka penyair menggunakan huruf hamzah sebagai istifham untuk menunjukkan kepada maksud attasywiq.
·      Bait kedua
فَكَيفَ تُنْكِرُ حُبًّا بَعدَ مَا شَهِدَتْ بِهِ عَلَيكِ عُدُولُ الدَّمعِ وَ السَّقَمِ
Bait di atas merupakan kalam insya’ thalabi dengan bentuk istifham. Dilihat dari kalam di atas bahwa mutakalim adalah penyair tersebut, mukhatab adalah pembaca syair tersebut sedangkan siyaqul kalam adalah keadaan penyair yang tidak mungkin mengingkari rasa cintanya yang begitu dalam kepada kekasihnya meskipun cinta itu telah mendatangkan air mata maupun rasa sakit. Dengan ini, dapat diketahui bahwa tujuan dari kalam tersebut adalah atta’ajub.

·      Bait ketiga
وَ كَيْفَ يُدركُ فى الدُّنيَا حَقِيقَتَهُ قَومٌ نِيَّامٌ تَسَلَّوا عَنْهُ بِالْحِلمِ
Bait di atas merupakan kalam insya’ thalabi dengan bentuk istifham. Dilihat dari kalam di atas, mutakallim adalam penyair itu sendiri, mukhattab adalah pembaca syair tersebut, adawatul istifham yaitu kaifa,adapun siyaqul kalamnya adalah orang orang yang ingin mengetahui hakikat dunia sedangkan mereka dalam keadaan tidur pulas tenggelam dalam mimpi. Dari unsur unsur yang sudah disebutkan bahwa maksud dari kalam ini adalah atta’ajub.

D.    KESIMPULAN
         Dari beberapa bait syair karya Al Busairi, terdapat kalam insya’ thalabi dengan bentuk istifham. Adapun tujuan dari kalam di atas bermacam macam; attaswiq, atta’ajjub dan yang terakhir atta’ajjub juga.

DAFTAR  PUSTAKA
Al-Jarim, Ali dan Musthofa Amin. 1691. Balaghatul Wadlihah. Surabaya: Al-Hidayah.
Al-Muhdar, Yunus Ali dan Bey Arifin. 1983. Sejarah Kesusastraan Arab. Surabaya: Bina ilmu.
Ghani, Aiman Amin Abdul. 2011. Al-Kafi fi al-Balaghah. Kairo: Dar al-taufiqiyyah.





          


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ayo belajar balaghoh. "Tasybih Tamtsil"

RESENSI NOVEL “NATHAN DAN LAURA”